Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Kejadian
April 15, 2020
Add Comment
Bagaimana Orang Bodoh
Melihat Sebuah Kejadian
Secara umum,
manusia cenderung memilah kejadian yang terjadi dalam istilah “baik” dan
“buruk”. Memilah tersebut sering
bergantung pada kebiasaan atau tendensi kejadian itu sendiri. Pandangan mereka terhadap
kejadian tersebut berubah-ubah tergantung pada kepelikan dan bentuk kejadian
tersebut; bahkan apa yang akhirnya akan mereka rasakan dan alami biasanya
ditentukan oleh kebiasaan sosial masyarakat.
Hampir semua
orang memiliki sisa-sisa mimpi masa kecil, bahkan dalam hidup mereka
selanjutnya, walaupun rencana-rencana ini tidak selalu terjadi sesuai dengan
apa yang diharapkan atau direncanakan. Kita selalu cenderung kepada
kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dalam hidup. Kejadian tersebut dapat
sekejap saja melemparkan hidup kita ke dalam kekacauan. Apabila seseorang
berniat untuk menjalankan hidupnya dengan normal, ia mungkin berhadapan dengan
rangkaian perubahan yang pada awalnya terlihat negatif. Seseorang yang sehat
bisa dengan tiba-tiba terserang penyakit yang fatal atau kehilangan kemampuan
fisik karena kecelakaan. Sekali lagi, seseorang yang kaya bisa saja kehilangan
seluruh kekayaannya dengan tiba-tiba.
Hidup
seperti menaiki roller-coaster. Pandangan orang berbeda-beda apabila
menaikinya. Jika kejadian yang muncul menyenangkan, pandangan mereka baik-baik
saja. Akan tetapi, apabila dihadapkan pada hal-hal yang tidak diharapkan,
mereka cenderung kecewa, bahkan marah. Kemarahan mereka itu bisa memuncak,
bergantung pada sejauh mana mereka berhubungan dengan kejadian tersebut dan
pencapaian mereka dalam masalah ini. Kencondongan ini biasa terjadi dalam
masyarakat yang tenggelam dalam kebodohan.
Ada juga di antara
mereka yang saat kecewa berkata, “Pasti ada kebaikan di dalamnya.” Bagaimanapun
juga, kalimat yang diucapkan tanpa memahami arti sebenarnya hanya semata-mata
kebiasaan masyarakat saja.
Masih ada
sebagian orang yang beringinan untuk memikirkan maksud Ilahiah dalam setiap kejadian,
apakah yang mungkin terdapat dalam kejadian-kejadian yang sepele. Akan tetapi, apabila
mereka dihadapkan pada kejadian yang lebih besar, yang sangat mengganggu,
tiba-tiba mereka melupakan niat tersebut. Sebagai contoh, seseorang mungkin
tidak akan tertekan saat mesin mobilnya rusak tepat apabila ia harus berangkat
ke kantor dan ia berusaha berprasangka baik terhadap kejadian tersebut. Akan
tetapi, jika keterlambatannya itu membuat bosnya marah atau menjadi alasan
hilangnya pekerjaan, ia lalu mencari-cari alasan untuk mengeluh. Dia mungkin
akan bersikap sama jika kehilangan perhiasan atau jam mahal. Contoh-contoh ini
menunjukkan kepada kita bahwa ada beberapa kejadian kecil yang menyebabkan
orang bepandangan dengan wajar atau mereka mau berbaik sangka bahwa hal
tersebut mengandung kebaikan. Akan tetapi, contoh-contoh lainnya yang tidak
biasa dapat membuatnya mencari pembenaran atas keangkuhan dan kemarahan mereka.
Di sisi
lain, sebagian orang hanya menghibur diri dengan berpikir demikian tanpa
memiliki pegangan makna yang benar terhadap “melihat kebaikan dalam segala hal”.
Dengan sikap demikian, mereka percaya bahwa hal tersebut dapat menjadi cara
untuk menciptakan kenyamanan bagi mereka yang tengah tertimpa masalah. Misalnya
yang terjadi pada anggota keluarga yang bisnisnya tengah berantakan atau
seorang teman yang gagal dalam ujian. bila keperluan mereka yang dipertaruhkan
dan mereka tak sedikit pun memikirkan kebaikan apa yang ada di balik kejadian
tersebut, mereka telah berlaku bodoh.
Kegagalan
untuk melihat kebaikan dalam kejadian yang dialami seseorang muncul dari hilangnya
keimanan seseorang. Kegagalan untuk memahami bahwa Allah swt yang menakdirkan
setiap kejadian dalam kehidupan seseorang, bahwa hidup di dunia ini tidak lain
hanyalah ujian, inilah yang menghalangi dirinya untuk menyadari kebaikan apa
pun dalam setiap kejadian yang terjadi padanya.

0 Response to "Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Kejadian"
Post a Comment